Minggu, 30 Juni 2024 | 23:05
NEWS

Wapres Tinjau Produksi Karpet Mobil-Mobil Ternama Dunia di Pasuruan

Wapres Tinjau Produksi Karpet Mobil-Mobil Ternama Dunia di Pasuruan
Dok.BPMI Setwapres

ASKARA – Usai meninjau pabrik pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin, bersama Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, melakukan peninjauan ke PT. Fronte Classic Indonesia (FCI) di Kawasan Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Jl. Raya Raci – Bangil, Rembang, Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), pada Kamis (27/06/2024). Kunjungan ini dilakukan untuk meninjau proses produksi karpet mobil berkualitas tinggi yang sebagian besar diekspor ke berbagai negara.

Setibanya di lokasi, Wapres disambut oleh Direktur PT FCI Dodie Hardijono, yang kemudian memaparkan proses produksi karpet mobil di pabrik tersebut. Dalam dialog dengan Dodie, Wapres mendapatkan penjelasan tentang produk-produk karpet mobil yang diproduksi di pabrik ini, termasuk yang dipasok untuk merek-merek terkenal dunia seperti Toyota, Honda, dan Nissan.

“Jadi produk karpet mobil. Ternyata di sini produknya saya tanya itu 20% itu [pasar] lokal, 80% itu di ekspor. Jadi yang dibuat di sana, di Jepang atau di mana, di luar negeri itu. Karpetnya di sini dibuatnya,” ujar Wapres saat memberikan keterangan pers usai meninjau Pabrik Pengolahan Limbah B3 dan PT FCI di Kawasan Industri PIER.

Lebih jauh Wapres menekankan bahwa PT. FCI memproduksi karpet untuk mobil-mobil premium, termasuk Land Cruiser, Serena, Honda, dan Camry.

“Bukan hanya mobil-mobil yang murah, tapi mobil-mobil yang mahal. Termasuk Land Cruiser, Serena, Honda, Camry juga, Honda TPR. Saya tidak hafal mobil-mobilnya. Artinya mobil-mobil yang premium dibuat di sini. Artinya kita sudah mampu membuat seperti itu,” tambahnya.

Wapres pun mengapresiasi capaian PT. FCI dan berharap agar industri di Indonesia dapat terus berkembang, tidak hanya memproduksi komponen seperti karpet mobil, tetapi juga memproduksi mobil secara utuh di masa mendatang.

“Oleh karena itu nanti tinggal membuat mobilnya. Walaupun sekarang sudah mulai, kita ke depan itu nanti kita yang membuat mobilnya. Kita yang membuat, bukan hanya karpetnya,” pungkas Wapres.

Sebelumnya, dalam pemaparannya kepada Wapres, Dodie mengungkapkan bahwa mesin-mesin yang digunakan di PT. FCI sebagian besar berasal dari Jepang dan Taiwan, dengan beberapa mesin telah beroperasi selama hampir 25 tahun. Mesin-mesin ini tetap mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi yang memenuhi standar ketat dari para pelanggan internasional.

“Dari segi kualitas, proses kualiti kontrol di sini sangat ketat. Setiap potongan karpet diperiksa satu per satu untuk memastikan tidak ada cacat, baik dari segi ukuran, visual, maupun aksesorisnya. Ini penting terutama untuk aspek keselamatan seperti lubang-lubang untuk pengaman yang harus presisi,” jelas Dodie.

PT. Fronte Classic Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur karpet mobil dengan standar internasional. Berlokasi di Kawasan Industri PIER, Pasuruan, PT. FCI telah beroperasi selama 30 tahun dan terus berinovasi untuk memenuhi permintaan pasar global. Produk-produk PT. FCI tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, tetapi juga diekspor ke berbagai negara, termasuk Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara di Eropa.

Kunjungan Wapres ini menunjukkan dukungan pemerintah terhadap industri manufaktur di Indonesia yang berorientasi ekspor dan mampu bersaing di pasar global. PT. Fronte Classic Indonesia menjadi contoh nyata dari perusahaan yang mampu memproduksi barang-barang berkualitas tinggi dengan standar internasional, membawa nama Indonesia ke kancah industri otomotif dunia.

Selain Ibu Wury, mendampingi Wapres dalam peninjauan tersebut, Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W.S., Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Mohamad Nasir, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, serta Tim Ahli Wapres Johan Tedja dan Farhat Brachma.

Komentar